BreaKing ThE LiMiTs

Mo nyoba latihan nulis yang bahasannya agak serius Lagi niy.. rasa-rasanya kalo coba kita renungkan, Ternyata banyak keterbatasan yang kita miliki dalam meraih harapan maupun keinginin yang qt cita-citakan. Entah itu keterbatasan dalam artian kompetensi, bakat diri maupun keterbatsan merasa dirinya sudah tidak mampu lagi (rendah diri). Hal semacam ini bisa jadi wajar adanya dalam konteks hakikat manusia sebagai pribadi. Karena pada dasarny secara fitrah manusia dilahirlkan dalam keadaan yang “berkeluh kesah”.

Biarpun dengan sifat dasar berkeluh kesah akan tetapi tetaplah manusia memiliki potensi yang luar biasa. Potensi ketingkatan yang lebih baik, yang boleh jadi memiliki kemampuan melebihi dari apa yang kalkulasikan. Potensi itu bisa dalam bentuk pemberdayaan bakat alamiah yang dimiliki, pemberdayaan insting yang dia punyai..dan masih banyak lagi kekuatan yang bisa di gali melebihi dari yang sekarang disadari.
Namun pertanyaan besar muncul…Mungkinkah semua itu terwujud..kalo hambatan-hambatan utamanya masih membelenggu dalam diri kita? Hambatan atau kendala itu bisa berbentuk sifat pesimisme kita (* apakah saya mampu? ), hambatan takut Gagal (* Gimana kalo nantinya usaha yang saya tempuh tidak berhasil?) atau kendala Ragu-ragu dalam memgambil keputusan. Dan masih banyak lagi kendala-kendala yang menjadikan kita serba terbatas (limited)?! Kondisi inilah yang kita sebut sebagai kondisi limited room. Kita seolah-olah berada pada ruangan yang serba terbatas

Nah itulah tujuannya Breaking the Limits dalam tuLisan kali ini. Breaking The Limits dalam artian mencoba menembus keterbatasan-keterbatasan yang telah saya sebutkan tadiLah yang akan menjadi bahasan dalam TuLisan Kali ini…

Continue reading “BreaKing ThE LiMiTs”

“Lazy is the Trouble Maker”

Kadang kita sering mendengar ungkapan bahwa ‘Kegagalan itu adalah Sukses yang tertunda’. Entah ini bahasa klise.. atau sebagai bentuk ungkapan justifikasi diri?! Namun pastinya banyak faktor penyebab, yang menjadikan sukses kita “Terlambat”. Langkah yang paling penting dilakukan saat posisi kita terpuruk yaitu Interospeksi diri, dan segeralah bangkit untuk berbenah. itu upaya efektif yang dilakukan agar sukses kita tidak lagi tertunda.

Salah satu bentuk faktor penyebab kegagalan yang bersumber dari diri pribadi yaitu  adanya rasa Malas. Terminologi Malas adalah bentuk penyakit mental. yang bisa juga diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. differensiasi dari sifat malas diantaranya keengganan melakukan sesuatu, menolah tugas, tidak tekun, suka menunda sesuatu hal, mengalihkan diri dari sutu pekerjaan. dan anehnya tanpa kita sadari hal semacam ini sudah menjadi bagian dari sikap kita sendiri, included me :(. Tentunya jika rasa semacam itu telah menjadi bagian dari hidup kita maka dipastikan kinerja akan menurun (wuah..kayak bhs trainer aja ya?!). dan terpuruknya lagi SUKSES yang ingin kita capai akan menjauhi diri kita.

Namun, yang terpenting disini bukanlah mengungkit-ungkit kesalahan, tapi mencoba untuk berbenah. Me-refer pada artikel yang saya baca tentang “rasa Malas dan Cara Mengatasinya” oleh Edy Zaqeusyaitu bentuk penanggulangannya dalam mengatasi rasa malas diantaranya :

 1. membuat Tujuan

Dominan orang malas tidak memiliki motivasi untuk berkembang ke arah yang lebih baik. sementara orang yang tidak memiliki motivasi umunya tidak memiliki tujuan-tujuan hidup yang pantas (Layak). dan orang yang tidak memiliki tujuan-tujuan hidup sangatlah jarang atau bahkan tidak pernah menuliskan resolusi-resolusi tentang pencapaian hidup.

Sehingga disinilah kunci permasalahannya, dan sesegera mungkin untuk dibenahi.  maka untuk mengatasinya seseorang haruslah memiliki motivasi dalam hidupnya. Supaya motivasi muncul maka hendaknya segera memutuskan tujuan-tujuan hidup.

2. Mengasah kemampuan

orang yang memiliki tujuan hidup yang pasti, dengan mebuat resolusi dan berkomitmen terhadap pencapaian maka bisa dipastikan memiliki motivasi yang Tinggi. Namun, jika dengan tujuanyang samat-samar tidajkakan memberikan dampak yang signifikan.

Nah akan lebih efektif bila tujuan-tujuan yang telah dicanangkan dilengkapi dengan aktifitas-aktifitas pembelajaran. dalam proses pembelajaran hendaknya mengetahui kelebihan kemampuan atau potensi yang dimiliki untuk kemudian diasah.

Contoh; jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka sejak sekarang aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut. Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan penyebab, menganalisis, mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan memperbaiki kemampuan presentasi.

3. Pergaulan dinamis

Komunitas Tempat kita bergaul juga sedikit banyak mempengaruhi cara berpikir dan cara mengambil tindakan kita. sehingga komunitas perkumpulan tertentu juga memiliki andil yang cukup signifikan. Sehingga ada benarnya ungkapan yang menggambarkan para pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementarapara pecundang cenderung berkumpul sesama pecundang.  Atau analogi, jika kita berada dilingkungan orang yang berjualan minyak wangi maka kita ikut kebawa wanginya. dan sebaliknya jika berada di tempat pasar ikan, ya terbawa bau ikannya. hehehe.. (setiap orang memiliki representasi masing-masing).

Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada pengaruhnya. Orang yang mulai dihinggapi rasa malas sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga mulai diserang kebosanan, putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking. Sepintas, berkeluh kesah dengan mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati. Ada semacam rasa pelepasan dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam situasi malas sedang menyerang, mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong satu sama lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi. Ini bisa menjerumuskan masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan, dan kemalasan total.

Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan berlama-lama duduk berdiam diri. Cara paling ampuh menghilangkan kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orang yang sedang tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang sedang bekerja keras untuk meraih impian-impiannya. Manusia-manusia optimis, self-
motivated, punya ambisi, positive thinking, dan memiliki tujuan hidup pasti, umumnya memancarkan aura positif kepada apa pun dan siapa pun di sekelilingnya. Pancaran optimisme dan semangat itulah yang bisa menginspirasi orang lain, bahkan menularkan semangat yang sama sehingga orang lain jadi ikut tergerak.

4. Disiplin Diri

Ada sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya dari Andrie Wongso,Motivator No.1 Indonesia, yang bunyinya; “Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada kita. Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar akan lunak kepada kita”. Kata-kata mutiara yang luar biasa ini menegaskan, bahwa jika kita mau bersikap keras pada diri sendiri, dalam arti menempa rasa disiplin dalam berbagai hal, maka banyak hal akan bisa kita kerjakan dengan baik. Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang umumnya membawa kesuksesan bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional yang memang menuntut sikap disiplin dalam banyak hal. Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara jika dia tidak disiplin berlatih? Bagaimana mungkin ada pekerja profesional yang bagus karirnya jika dia sering mangkir atau bolos kerja?

Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri, memelihara kemalasan, mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai atau gagal dalam tugas, maka dunia luar akan sangat tidak bersahabat. Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales yang malas tidak akan pernah besar penjualannya. Seorang konsultan yang menolerir kinerja buruk pasti ditinggalkan
kliennya. Dan pekerja yang tidak disiplin pasti mudah jadi sasaran PHK. Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras pada kita.

Semoga “Today is better than yesterday, and Tomorrow will be better after this day”.